Telah Terbit
2 Cover
TINTA EMAS TEMA RELIGI
"RINDU BULAN PENUH KEAJAIBAN"
Munajat Hati Seputar Cahaya Ramadhan
ISBN: 978-602-7692-22-0
Dapatkan bukunya Hanya Rp 45.000,-
untuk wilayah Indonesia sekitarnya.
Untuk Pemasanan HP-Via Sms
Kirim .Ketik TTE2 spasi Ramadhan
Kirim via Sms 081315202118
~Kata Pengantar~
Sebelumnya tak lupa kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. Karena atas berkah serta rahmatNya kami dapat menerbitkan sebuah buku Antologi Talenta Tinta Emas 2 bertema Religi “Rindu Bulan Penuh Keajaiban” dalam Rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan terindah. Dan sekaligus merupakan kelanjutan pentas sastra dari buku Antologi Talenta Tinta Emas 1. Besar harapan kami agar buku ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.
Inilah bingkisan kami dalam seikat rumpun hikayah hati dan melebur dengan tali yang terikat rapi.
Menghasilkan sebuah buku lewat jejaring sosial Facebook, bukanlah satu hal mudah. Banyak beragam kejutan yang tak terduga datangnya dari berbagai karakter teman-teman facebook sehingga bisa memberikan ide untuk mencetuskan ruang talenta inovasi baru. Berbagai jenis puisi banyak bertebaran di beranda maya. Dengan ciri khas-nya masing-masing dan sentuhan unik yang sangat menyentuh. Dan tentunya menjadi suguhan apik ketika dikemas dalam satu wadah.
Komunitas Pujangga Pujanggi ini didirikan sejak Tgl 14 oktober 2010. yang tujuan-nya adalah hanyalah untuk mempersatukan para penyair dunia dalam silaturahmi umat membawa berkah.
Dan juga tak lupa kami ucapkan selamat berkarya bagi para penulis. Mari terus kita perkaya khasanah sastra di Negri kita tercinta. Dan terima kasih bagi semua pihak yang sudah terkait atas kerjasamanya, hingga bingkisan Talenta Buku ini berhasil dalam kelancaran suatu usaha yang memberikan ruang baru bagi para pegiat sastra Indonesia.
Bogor, 17 Agustus 2012
Wassalam,
Kurator. Rey Seniman langit
https://www.facebook.com/reysenimanlangit
~Prolog~
“Bulan Penuh Keajaiban” Mengekspresikan Malam Seribu Bulan. Awalnya mungkin keluh kesah, lalu menyusun kata-kata penuh harap dan terucap menjadi doa, pada akhirnya dituliskan menjadi puisi sebagai ekspresi jiwa. Begitulah penyair mencipta bait-bait syairnya, penuh penghayatan atas makna kehidupan. Seringkali pula sampai kepada usaha-usaha untuk mencari hakekat tentang Sang Maha Pencipta Kehidupan. Maka syair-syair pun tertulis dengan nada dan gaya yang sangat melankolis dan relijius, mengarah ke sufiistik.
Kecenderungan untuk mengekspresikan penghayatan relijiusitas itulah tampaknya yang kemudian mendorong 55 penyair untuk kemudian bergabung dalam Komunitas Tinta Emas menerbitkan sebuah antologi puisi yang mereka siapkan dengan judul “Bulan Penuh Keajaiban”. Nama-nama ke-55 penyair muda ini hampir tiap hari muncul di media Facebook dengan karya-karya puisi mereka. Ini sisi lain berupa kreatifitas positip dari dunia maya yang patut diapresiasi.
Seperti disampaikan dalam Kata Pengantar antologi ini, bahwa para penyairnya dipertemukan melalui dunia maya, tentu mereka hadir dengan berbagai latar belakang sosial, pendidikan, ekonomi dan lingkungan yang berbeda pula, dan berbeda pula penghayatannya atas pengalaman hidup, berbeda pula dalam cara mengekspresikan teks-teks mereka. Begitu pun ketika mereka mencoba tampil dalam tema yang sama dalam “Bulan Penuh Keajaiban”. Ajaiblah bahwa setiap orang pun bisa tidak sama dalam mengekspresikan hal satu jua adanya, yakni pengalaman dalam menghayati makna-makna bulan ramadhan.
Ada puluhan puisi yang disiapkan untuk antologi “Bulan Penuh Keajaiban” ini, dan dari judul, pilihan diksi, metafor dan susunan bentuk yang disodorkan, memang kepada kita baru diberikan sebuah harapan bahwa para penyair ini dapat berkembang lebih baik di masa datang. Sebab tentu saja menjadi penyair itu harus melalui proses panjang dan memerlukan penjelajahan yang lebih luas untuk menemukan gaya dan bentuk diri sendiri, tak sekedar mengikuti penyair-penyair terdahulu seperti Amir Hamzah, Rumi dan lain-lain, dengan begitu dapat memberikan sumbangan yang lebih berarti dalam perkembangan puisi/sastra di negeri ini.
“Bulan Penuh Keajaiban” adalah kumpulan puisi yang mencoba mengusung tema yang sama, religi, terutama tampaknya mengeksplor penghayatan tentang bulan ramadhan, bulan dimana umat Islam diwajibka menjalankan ibadah puasa dan menjalankan kegiatan ibadah yang lain, seperti sholat taraweh, tadarus Alquran, bahkan juga kegiatan I’tikaf (berdiam diri) di masjid. Semua dilakukan sebagai menjalankan ibadah untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Sejauh mana para penyair ini menghayati makna ibadah itu, tampaknya dapat kita baca melalui karya-karya yang mereka tampilkan dalam antologi ini.
Tentu saja berkumpul, membentuk sebuah komunitas dan kemudian melahirkan karya-karya seperti yang dilakukan teman-teman penyair dalam Komunitas Tinta Emas dan menerbitkan antologi puisi religi “Bulan Penuh Keajaiban” adalah karya yang patut diapresiasi. Selamat kepada teman-teman Komunitas Tinta Emas dan selamat membaca.
Yogyakarta, 23 September 2012
Wadie Maharief/Penyair tinggal di Yogyakarta.
~Lampiran Komentar Para Ahli~
Tulisan yang lahir dari rasa adalah doa, saat ia berhasil mencahayai hati pembacanya. Kemilau syair ada di dalam buku ini. Selamat membaca.(Kirana Kejora, Novelis best seller Air Mata Terakhir Bunda)
"Hanya hati yang bisa dilawan dengan hati" satu quote singkat ini tak lain dilontarkan Rumi, penyair yang gaungnya selalu hidup hingga kini. Begitupun dengan Puisi, teks metafora dan lugas yang ditulis dengan "Tinta Emas" hasil kontemplasi dan solilokui dari ketulusan hati inilah yang bisa melawan hati yang gamang dengan pencarian, hati yang rindu dengan Tuhan, hati yang selalu menelaah kehidupan. Puisi-puisi karya penyair muda dalam "Antologi Tinta Emas" dengan kesungguhan melalui media jejaring sosial ini semoga bisa memberi kedamaian dan kesadaran hati pembaca secara kolektif. Love (Ratu Selvi Agnesia, Jurnalist Seni Budaya & Pekerja Teater)
Saya selalu menaruh kekaguman pada semua orang yang bersedia meletakkan banyak waktu dan pemikiran untuk selalu menghidupkan sastra. Dengan menulis dan membukukannya mereka semua telah melakukannya.
Yang membuat buku ini istimewa, lewat puisi-puisi mereka berdakwah dan berbagi banyak makna. Mengaliri jiwa pembaca dengan bacaan yang langsung menancap ke jiwa. Selamat buat semua! (Kwek-Li Na, Penulis buku puisi Planetoid Cinta, dan kumpulan cerpen Imaji Air)
Menulis adalah salah satu bentuk jihad, menyebar kebaikan lewat bait-bait bermakna dan menjadi i'tibar bagi pembacanya. Ya, sesungguhnya Islam itu indah, kasih sayang Islam itu universal. Sejuk hati saya membaca judul-judul puisi di dalam buku ini. Ah, luar biasa cinta yang tertoreh. Bulan Penuh Keajaiban, berani lari dari ketakjuban cinta pada dunia dan mencari yang hakiki, cinta pada Ilahi. Maka sebarkanlah cinta lewat puisi (Onet Adithia Rizlan - Novelis, Sutradara Film Indie)
Kesan pertama saya setelah membaca puisi-puisi di dalam buku Antologi ini adalah "sesuatu" yang surprise. Banyak nama yang belum saya kenal secara umum/luas di hamparan kesusastraan tanah air ini, namun puisi-puisi mereka apik dan cukup mengena. Membacanya, seperti meneguk segelas air murni dan segar-menyehatkan. Menyelami bait-baitnya seperti obat rindu qolbu, cukup untuk menenangkan jiwa dan pikiran. Saya rasa, kumpulan puisi-puisi religi perlu untuk dibaca pemirsa. ( Laksmi Shitaresmi –Pelukis & Perupa Garda Depan Indonesia )
Kemegahan Bulan Ramadhan dikisahkan dalam bahasa puisi yang tiada kalah megah oleh Adhe Bintang Generasi Biru, Tselpiey Aaleyah, Awahita Dwi Reswara, dll dalam Buku Antologi Religi Talenta Tinta Emas 2, yang merupakan kelanjutan dari buku Antologi Talenta Tinta Emas 1. Pun, tiada pula banyak disua diksi-diksi juga gagasan pandang baru pada puisi-puisi dalam buku ini. Akan tetapi, keberanian untuk berserikat dalam perjamuan lingua poetica lintas dimensi geografis juga waktu menjadi petanda ke sekian kali betapa puisi merupakan kesejatian media komunikasi humanis. Hingga tidaklah dinyana jikalau kemudian ada persuaan dengan prasasti-prasasti kejujuran ber-Ramadhan pada puisi-puisi dalam Buku Antologi Religi Talenta Tinta Emas 2 ini.
Selamat bersua dan bercengkerama dengan prasasti-prasasti kejujuran….(Anjrah Lelono Broto, penulis, awak Teater Kopi Hitam Indonesia)
Sangat bangga Mpok bisa mengendors buku yang sangat luar biasa ini.
Membaca buku ini, membuatku terdiam sesaat, tanpa terasa bulir air
mata menetes. Sungguh rangkaian kata di dalamnya membuat kerinduanku
padaNYA begitu besar. Siang ini, aku mempause komputerku, lalu
merunduk dan berdoa. Sungguh luar biasa Tuhan yang mencipta kita.
peluk hangat.. Salam Menulis selalu...Mpok Mercy Sitanggang ( Pekerja Televisi, Penulis & Pengajar )
Dapatkan Sekarang Juga klik Order di Bawah ini :
https://docs.google.com/forms/d/12iw0eK4LEOYvB3RyR6Vs6BT-cM__q-IwNms0A45DUYo/viewform