TEMA = RELIGI “BERI AKU
MIMPI”
Oleh. Rey Seniman Langit
Bayangkan ketika musim berganti dari
terik menjadi hujan, gemuruh sedih menemani-ku dengan kilat yang hampir membuat
sekotak kenangan teringat dan kembali berkumpul dengan hiasan.
Semua
ini tentang sunyi yang selalu mengiringi lembar demi lembar, halaman demi
halaman dan tak bias dibayar lunas hanya dengan senyuman tanpa dirinya.
Penantian
yang tak berujung, selalu berkesan tanpa pinang bahasa sanjak kolaborasi hati.
Sendiri
teruntai tatkala eja mengingatkan hari, yang terlepas dari pelukan tanpa pamit
tanpapun rinai rindu untuk dirinya.
peristiwa lelakon hidup,
seperti expresi letusan
tunggu,
menanti sinar,
terbenturnya dengan
lugu.
lalu
langit luas yang terbentang,
terlihat jauh,
bergugus serangkai awan
menggelamorkannya.
Ada kisah, di mana embun menari
diwaktu subuh, jantungnya berdebar, melingkarkan waktu yang ditunggunya.
tersuguh sebait sunyi, jam-pun tertabuh di saat detik menikmati.
“kaukah itu, bermain rindu ditengah bunyi.?” sekelebat bayang
bertanya angan tentang mimpi.
Busa membuih, mana
sempat gelembung bertahan,
setandus sunyi, segersang
padang, tak kan mampu seperti taman.
setajam kaca, secepat
kilat, tak kan mampu sesejuk gunung.
dengan malam, terungkap
air muka, menata niat secarik kertas.
Dan bergumam sendiri
seraya jati menemani diri.
Ungkapnya
“percayalah !,
jika masih ada bumi, engkaupun merindukannya. meski sejenak, bersamamu aku ada.”
kunang malam menyala-nyala, mengandai
gelap penuh tawa, andai sunyi menatap sendu, adakah asa terlihat dulu. mungkin
pantas jika Galih jati, menjemput dan membukanya !.
Begitulah suara hati membisikan
cintanya kepadaku, seraya harapan demi harapan, lembaran demi lembaran membuka
sendiri dalam napak tilas yang sempat dan masih dicari.
“Mau jadi apa aku ? dan apa pilihan
ku !.”
Indra malam, terjelma nisan tugu
berlapis sukma, entah satu titik yang harus terlihat tajam, terbentuk
gambarnya, menjadi gothic yang indah memukau nusa.
menyusuri lembah batu melintasi padang hijau seiring seruling
embun yang menjadi hening. Andai aku bisa mencarinya bersamamu kala gerak terkunci
hembusan “HU”.
tak-ku kira, ada resah berumpama
cahaya. kusanggah di ujung rongga, menilikmu yang sedang menyepi. jelang gelap
yang kudaki, hempas malam nan tersaji, lalu-ku jatuh dipelukmu, saat sesal kau
pelas dalam peluhku, tertindas hangus merindu. Dan hadir cinta ini, berhembus
karena hatiku nan bertaut, gerik jemari menulisnya perhuruf.
Haruskah ? ku diam
membisu,
walau peluk tak kau
beri sepanjang temu.
sejauh kesah terpintal
dan terjungkal,
entah kini !
inginku mengembara di hatimu,
sedangkan bola selalu
berputar.
By. Rey Seniman langit
dan untuk selanjutnya ;
Penasaran dan mau baca sampai tamat,,,silahkan pesan ya sobat,,,salam sukses selalu.